Monday, July 04, 2016

Arya, Bocah 188kg Makin Bersemangat Dan Mulai Berdiet


Arya, Bocah 188kg Makin Bersemangat Dan Mulai Berdiet - Bocah berusia 10 tahun di Karawang menjadi sorotan media dan dijuluki sebagai anak berbadan paling besar di dunia. Christine Franciska dan Oki Budhi berkunjung ke Desa Cipurwasari dan menceritakan kisah di baliknya.

"Waktu bayi dia lahir normal," kata Rokayah menceritakan anak keduanya, Arya Permana. "Umur lima tahun dia mulai suka makan, tapi tidak besar. Mulai delapan tahun sampai sekarang membesar drastis."
Arya yang berat badannya sempat mencapai 192 kilogram kini tidak bisa pergi sekolah yang jaraknya hanya sekitar 30 meter dari rumah. Dia mengaku sesak nafas jika berjalan dan hanya bisa menghabiskan sepanjang waktu di rumah.

Asupan makan yang berlebihan menjadi penyebab utama, kata Rokayah. "Kalau dulu makannya banyak, dua piring, sampai lima kali makan sehari."
"Mie dua mangkok, bakso dua mangkok, beli bubur dua mangkok. Tidak ada yang semangkok, dia mah kalau makan....Kalau gak dibuatkan dia marah, nangis-nangis, ibu gak tega dia marah."


Tak ada aktivitas berarti ketika kami mengunjungi mereka Jumat (01/07). Arya, yang tak pernah bisa tidur ketika malam, masih terlelap siang hari dan sesekali mengigau di atas kasur tipis di ruang tamu.
Setelah bangun, dia bermain game favoritnya Clash of Clan di ponsel pintar, atau bermain karambol jika teman-temannya datang ke rumah.


Untungnya, walau tak bisa pergi ke sekolah, dia masih mengikuti pelajaran karena gurunya di SD Cipurwasari datang dua hingga tiga minggu sekali. "Sebenarnya Arya itu prestasinya bagus, dari kelas 1 sampai kelas 2 SD dia peringkat satu terus. Makanya, kita inisiatif guru yang datang ke sini," kata kepala sekolah, Mustopa.
Laporan bersama Unicef, WHO, dan ASEAN menunjukan bahwa negara-negara di Asia Tenggara termasuk di Indonesia mempunyai 'beban ganda' - dengan sebagian anak obesitas dan sebagian lain kekurangan gizi. Sumber : BBC.com
Sekitar 12% anak di Indonesia kelebihan berat badan dan 12% menderita kekurangan gizi, kata laporan tersebut. Risiko kelebihan berat badan salah satunya dipicu oleh banyaknya anak mengonsumsi 'makanan tak bergizi atau ‘junk food’ dan minuman cepat saji.

Ceroboh
"Sayanya ceroboh (karena) kasih makannya banyak. Kalau (Arya) ingin makan saya turutin. Ada penyesalan begitu...," kata Rokayah tentang situasi sulit yang kini dialami anaknya.
Kadang, Arya bertanya padanya apakah dia bisa jalan lagi ke sekolah atau tidak - pertanyaan yang membuat Rokayah menangis.
"Saya sedih anak bilang gitu, suka nangis kalau (dia) bicara gitu, gak bicara begitu juga ibu suka nangis."
Tetapi dia mengatakan kini Arya sudah mulai mengurangi makan - sesuai anjuran dokter. Dokter Puskesmas di sana, Bubun Bunyamin mengatakan kondisi Arya sehat namun sesak nafas yang dialami memang cukup mengkhawatirkan.

"Pola makan diubah. Makan tidak boleh di atas jam 6 sore, terus kurangi makan mie instan, air dingin. Mudah-mudahan setahun bisa turun 20 sampai 30 kilogram," kata Bubun. Sejak mulai diberitakan oleh wartawan lokal, petugas kesehatan di Puskesmas rutin mengecek kesehatannya setiap pekan.
Setelah sebulan berdiet dan juga ikut puasa, berat badannya turun dari 192kg menjadi 188 kg.

Semakin gembira
Cerita tentang Arya mulai diangkat oleh banyak media dalam empat pekan terakhir. Sejumlah media asing menjulukinya sebagai anak "paling gemuk" atau "paling besar" di dunia - sebuah klaim yang belum bisa dipastikan.
Sebuah penggalangan dana online lantas dibuat untuk "membantu Arya sehat kembali".
Rumah Rokayah dan suaminya (yang bekerja sebagai petugas keamanan di pabrik kertas) tak pernah sepi. Ada saja orang datang, dari wartawan hingga bupati yang ingin berkunjung.
Ini hal yang menyenangkan, kata Rokayah, karena Arya yang tadinya terlihat murung jadi lebih gembira dan bersemangat.
Awal mula Arya berdiet, tambahnya, juga dipicu oleh saran-saran orang yang datang. "Dulu pernah dibawa ke dokter di Bandung dan dibilang harus kurangi makan, tapi waktu itu dia tidak mau."

Dengan ketidakmampuannya berjalan jauh, Arya yang masih anak-anak masih bisa bermain dengan kawan sebaya - yang memanggilnya dengan sebutan ence.
Di sore hari, anak-anak di sekitar rumah kerap datang mengajak main karambol dan kadang ikut main air ketika Arya mandi di kolam - yang sengaja dibuat khusus untuk Arya sekitar enam bulan lalu.
"Ingin jadi apa kalau sudah besar?" tanya saya pada Arya.
"Ingin jadi masinis," katanya. "Karena bisa bantu banyak orang." Dia tak pernah naik kereta namun mengenal profesi masinis dari film kartun Thomas and Friends.
Namun apakah mimpinya menjadi kenyataan? Rokayah berharap demikian. "Harapan saya ya bisa sekolah lagi, pingin seperti semula Arya badannya kecil."

Best Regards,Bintang Jeremia Tobing


Sekianlah artikel Arya, Bocah 188kg Makin Bersemangat Dan Mulai Berdiet kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. Baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Arya, Bocah 188kg Makin Bersemangat Dan Mulai Berdiet dengan alamat link https://lostvalleyconnect.blogspot.com/2016/07/arya-bocah-188kg-makin-bersemangat-dan-mulai-berdiet.html

Best Regards,Bintang Tobing

0 comments:

Post a Comment