Showing posts with label Science. Show all posts
Showing posts with label Science. Show all posts

Saturday, July 23, 2016

Ada-Ada Saja!, Komputer "Akuarium", Tren Unik Buat Komputer Tambah Awet

[Video] Komputer 'akuarium', tren unik bikin komputer tambah awet

Ada-Ada Saja!, Komputer "Akuarium", Tren Unik Buat Komputer Tambah Awet - Sebuah komputer dekstop mayoritas mempunyai dua bagian utama, monitor dan CPU (central processing unit). CPU adalah tempat semua hardware pemrosesan data tersimpan, misalnya prosesor, RAM, dan kipas pendingin. Nah, bagaimana jadinya bila CPU ini terendam dalam cairan? Sumber : Merdeka.com

Sejak tahun 2014 lalu, muncul tren unik dimana pemilik komputer dekstop menenggelamkan CPU mereka ke dalam cairan, hingga mirip sebuah akuarium. Bukannya rusak, hal ini justru dianggap membuat komputer lebih awet. Bagaimana bisa?

Baca Juga :

Ternyata cairan yang dipakai untuk menenggelamkan CPU bukan cairan biasa, melainkan mineral oil. Mineral oil adalah cairan tidak berwarna dan berbau yang dibuat dari petroleum (bahan bensin). Cairan ini banyak digunakan untuk kosmetik.

Pada sebuah CPU yang tenggelam dalam mineral oil, proses perpindahan panas di komponennya lebih cepat hingga 5 kali lipat dibanding perpindahan panas melalui udara. Hal ini membuat CPU tidak cepat mengalami overheat yang kemudian memperpanjang umur si CPU itu sendiri.



Best Regards, Bintang Jeremia Tobing


Friday, July 01, 2016

Kota Bisa Terbangun dari Tulang di Masa Depan Nanti



Kota Bisa Terbangun dari Tulang di Masa Depan Nanti - Peneliti Universitas Cambridge, Inggris, prihatin dengan meningkatnya emisi karbon yang disebabkan dari penggunaan bahan baja dan beton di kota-kota di dunia. Pertumbuhan penggunaan beton dan baja di kota memang kian tinggi seiring dengan arus tinggal orang ke kota dibanding di desa.

Diketahui, selain penerbangan pesawat yang berkontribusi untuk meningkatkan emisi, peneliti mengatakan produksi beton dan baja juga merupakan biang emisi. Untuk itu, peneliti universitas tersebut memutar otak guna menemukan material alternatif yang lebih ramah lingkungan. Akhirnya, tim peneliti Universitas Cambridge menemukan bahan alternatif yaitu tulang.

“Apa yang kami coba lakukan yaitu untuk memikirkan ulang membuat sesuatu. Para insinyur cenderung untuk melemparkan energi pada masalah, mereka secara mendasar menjalankan sesuatu secara berbeda,” ujar Michelle Oyen, insinyur biologi di Department of Engineering Universitas Cambridge dikutip dari Christian Science Monitor, Kamis (30/6).

Dengan sokongan dana dari US Army Corps of Engineers, Oyen dan tim penelitinya menciptakan contoh kecil dari tulang buatan dan cangkang telur dengan menempatkan hidroksiapatit, bentuk mineral kalsium apatit, langsung ke lapisan kolagen alami.

Dikatakan, sampel tersebut bisa diproduksi pada suhu ruangan dan hanya dibutuhkan energi yang kecil. Peneliti mengatakan, tulang buatan dan cangkang telur bisa menjadi bahan bangunan yang bisa dipertimbangkan. Sebab, kedua bahan itu tersusun dari protein dan mineral.

Mineral memberikan kekakuan dan kekerasan, sedangkan protein mampu memberikan sisi ketangguhan dan ketahanan atas patahan. Dalam tulang, kata peneliti, bahkan proporsi mineral dan protein hampir setara. Sementara itu, pada cangkang telur proporsinya 95 persen mineral dan 5 persen protein.

Hanya saja, peneliti mengatakan, tulang buatan tidak punya kemampuan seperti tulang alami yang bisa bertumbuh secara mandiri. Oyen menjelaskan, jika nantinya bahan alternatif itu bisa dipakai oleh industri konstruksi, maka itu akan menjadi sebuah terobosan nyata.

Peluang itu terbuka, sebab selama ini industri konstruksi sangat konservatif, berupaya membangun gedung dengan bahan baru. “Jika kita melaju (menggunakan bahan alternatif itu), akan membuat perubahan nyata, memikirkan kembali apa yang telah terjadi,” kata Oyen. Peneliti juga mengajukan bahan alternatif selain baja dan beton, yaitu kayu. Tapi, bahan kayu memang tak sepopuler kedua bahan bangunan tersebut.

Regards, VedroIX

Terdapat Piramida Raksasa Misterius yang Terlihat di Dasar Laut

Piramida Raksasa Misterius Terlihat di Dasar Laut

Terdapat Piramida Raksasa Misterius yang Terlihat di Dasar Laut - Manusia belum sepenuhnya berhasil menjelajahi keajaiban laut dalam, tetapi dalam temuan terbaru menunjukkan alien mungkin sudah lebih dulu menjelajahinya.

Jauh di bawah Samudera Pasifik terletak apa yang salah satu peneliti Mars anggap piramida. Dengan menggunakan bantuan Google Earth, struktur besar ini tampaknya menjadi 8,5 mil lebarnya dan beberapa mengatakan, itu bisa menjadi parkiran UFO bawah air atau basis alien yang sangat besar.

Marcelo Igazusta, peniliti di Argentina adalah orang pertama melihat pada struktur misterius bawah laut, yang ditemukan bulan lalu. Menggunakan koordinat 12 ° 8'1.49 'N 119 ° 35'26.39' W, Igazusta mengklaim telah melihat seberkas cahaya bersinar dari kegelapan Samudera Pasifik di barat Meksiko, memimpin ia untuk penemuan monumental.

Mengetahui soal itu, pemburu alien, Scott C Waring mengambil penemuan itu dan membagikan kepada followers-nya. "Itu piramida sempurna yang ukuran lebarnya 8,5 mil melintasi satu sisi alasnya. Itu perkiraan koservatif, itu bisa sampai 11 mil," tulis Waring dalam blog UFO Sighting Daily sebagaimana dilansir Daily Mail, Jumat (1/7/2016).

Struktur besar mungkin sulit untuk mengerti karena yang terlihat seperti blur pada layar, tetapi jika Anda membayangkan sebuah piramida dan menyipitkan mata sambil melihat daerah itu mungkin muncul di depan mata Anda.

Waring menjelaskan bahwa ini 'perfect pyramid' ini berdekatan dengan piramida Maya dan Aztec kuno di Meksiko. Meskipun piramida kuno dibangun oleh manusia, Waring mengatakan, hanya alien yang bisa mencapai pembuatan seperti struktur besar."

Bahkan, jika ini bukan UFO yang mendarat di laut yang digunakan sebagai basis alien, menurut Waring itu masih merupakan penemuan monumental.

Regards, VedroIX


Wednesday, June 22, 2016

Mengapa Nyamuk Sering Berdengung di Sekitar Telinga Kita?


Mengapa Nyamuk Sering Berdengung di Sekitar Telinga Kita? - Kita sering mendengar suara nyamuk yang berdengung di dekat telinga. Walaupun tak menggigit, suara dengungan nyamuk cukup mengganggu, terutama saat mau tidur di malam hari. Bunyi dengungan masih terdengar walaupun sudah menggunakan bahan pengusir nyamuk.

Mengapa begitu?

Nyamuk yang sering berdengung di dekat telinga kita biasanya tidak menggigit. Menurut Dr. Cameroon Webb, ahli kedokteran entomologi dari Universitas Sidney, nyamuk jenis ini merupakan nyamuk rumahan berwarna coklat. Tempat berkembangiaknya adalah di selokan dan genangan air di sekitar rumah.

Kita bisa mendengar suara kepakan sayapnya jika jaraknya kurang dari 30 cm. Berarti ketika mendengar kepakan sayapnya, nyamuk benar-benar dekat dengan telinga kita. Lantas apa yang dilakukan nyamuk di area tersebut?

Dr Cameroon menjelaskan bahwa nyamuk cenderung berputar di sekitar kepala karena mereka tertarik dengan pola pernafasan kita, bukan karena ingin menggigit. "nyamuk aktif di sekitar kepala karena disitulah karbondioksida dikeluarkan”, kata Dr Cameroon.

Jadi cara biasa seperti menggunakan losion atau obat nyamuk lainnya tidak efektif untuk mengusir nyamuk jenis ini. Dibutuhkan alat untuk menghilangkan karbondioksida di sekitar wajah kita. Dengan begitu nyamuk tidak akan mendekat.

Salah satu caranya bisa menggunakan kipas angin. Kipas angin akan membantu melancarkan aliran udara. Kipas angin juga membuat nyamuk sulit terbang karena adanya hembusan angin yang kuat.

Cara lain yang lebih ampuh adalah dengan menggunakan kelambu. Kelambu akan mencegah nyamuk mendekati kita. Selain itu, cara ini akan mengurangi penggunaan bahan kimia pengusir nyamuk yang juga tak baik bagi kesehatan kita.

Regards, VedroIX


Mana yang Lebih Baik untuk Otak? Televisi atau Buku?


Mana yang Lebih Baik Untuk Otak? Televisi atau Buku? - Selama ribuan tahun cerita disampaikan melalui lembaran buku. Tetapi dengan munculnya teknologi baru, manusia mengisahkan kenangan, penemuan, cerita, atau pun pelajaran hidup melalui berbagai media. Salah satu yang paling revolusioner adalah televisi.

Para peneliti telah menghabiskan ribuan jam untuk mempelajari bagaimana TV mempengaruhi otak kita dengan cara yang berbeda dengan buku. Berikut ini perbandingan pengaruh televisi dan buku terhadap otak kita.

Televisi

Tahun 2003, tim peneliti dari Ohio State University mewawancara dan menguji 107 anak-anak prasekolah dan orangtua untuk melihat dampak televisi terhadap teori pikiran anak-anak. Teori pikiran ialah kemampuan memahami bahwa orang lain memiliki pemikiran, perasaan dan kepercayaan yang berbeda dengan diri kita sendiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terlalu banyak menonton atau terpapar televisi membuat teori pikiran anak terganggu.

“Anak yang teori pikirannya berkembang akan lebih mampu berpartisipasi dalam hubungan sosial, “ ujar pemimpin peneliti Amy Nathanson, yang merupakan profesor komunikasi di Ohio State University. “Mereka dapat terlibat interaksi secara lebih sensitif dan koorperatif dengan anak-anak lain dan cenderung tak menggunakan agresi (serangan) untuk mencapai tujuan.”
Studi lebih lanjut pada tahun 2005 yang dipublikasikan di jurnal Cerebral Cortex mengungkap, menonton TV terlalu banyak dapat mengubah komposisi otak manusia.

Ketika peneliti meneliti 276 anak-anak usia antara 5-18 tahun, mereka menemukan bahwa semakin banyak waktu yang dihabiskan anak-anak itu di depan TV, semakin tebal wilayah lobus frontal otak mereka. Itu adalah wilayah yang sama yang dikenal untuk menurunkan pengolahan bahasa dan komunikasi. Itulah sebabnya mereka memiliki IQ verbal yang lebih rendah.

Tapi itu belum semuanya: hipotalamus, septum, wilayah motorik sensorik dan korteks visual juga membesar. Semua itu merupakan bagian otak yang memproses respon emosional, gairah, agresi dan pengelihatan.

Mungkin, itulah sebabnya peningkatan paparan TV terhadap anak di bawah usia tiga tahun berkorelasi dengan tertundanya kemahiran berbahasa, sehingga membutuhkan waktu beberapa tahun bagi mereka untuk mengejar ketertinggalan.

Ketika memasuki masa sekolah, anak yang menonton TV dua jam atau lebih sehari kemungkinan besar mengalami kesulitan psikologi, termasuk hiperaktif, masalah emosional dan perilaku, serta konflik sosial dengan teman-temannya di kelas.

Buku

Bagi sebagian orang, membuka halaman buku ibarat memasuki dunia lain dan meninggalkan dunia nyata. Bahkan, survei yang dilakukan oleh Pew Research Center menemukan 15 persen orang membaca buku untuk ‘melarikan diri’ ke dunia imajinasi mereka. Sementara 26 persen orang yang membaca buku mengatakan bahwa mereka menikmati belajar, memperoleh pengetahuan dan menemukan informasi dari membaca buku.

Selain dari segi kesenangan, ternyata membaca juga memiliki manfaat bagi kesehatan. Membaca memperkuat jalur saraf Anda. Bahkan di usia muda, anak yang dibacakan buku oleh orangtuanya mengembangkan lima kemampuan membaca, termasuk kosakata yang lebih banyak, pengenalan kata melalui ucapan, kemampuan untuk menghubungkan huruf tertulis dengan yang dilisankan, pemahaman terhadap bacaan, dan kelancaran untuk membaca teks secara akurat dan cepat.

Meskipun memiliki banyak manfaat, diperkirakan sekitar 42 persen lulusan perguruan tinggi tak lagi membaca buku setelah mereka memperoleh gelarnya. Padahal, meski otak kita sudah berhenti berkembang, bukan berarti kita tak perlu membaca lagi.

Sebuah studi yang dilakukan oleh tim peneliti dari Emory University mengungkap bahwa buku dapat merangsang perubahan dalam konektivitas otak. Dari penelitian tersebut, peneliti mengungkapkan bahwa otak partisipan masih menunjukkan tingkat konektivitas yang sama dengan saat membaca, meski waktu membaca sudah lima hari berlalu.

“Perubahan saraf yang kami temukan berhubungan dengan sensasi fisik dan sistem gerakan. Hal itu menunjukkan bahwa membaca novel dapat membuat anda seolah-olah menjadi tokoh dalam novel tersebut,” ujar ahli saraf Gregory Berns, penulis utama studi dan direktur Emory’s Center for Neuropolicy.

Berdasarkan penelitian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa membaca cerita dapat mengatur ulang jaringan otak selama beberapa hari. Hal ini juga mungkin menunjukkan bagaimana peran kegiatan membaca dalam membentuk otak anak.


Tuesday, June 21, 2016

Hidup di Dekat Alam Memperpanjang Umur Kita


Hidup di Dekat Alam Memperpanjang Umur Kita - Penelitian jangka panjang yang dilakukan para ilmuwan Harvard University sejak 1976 menunjukkan korelasi antara hidup di dekat alam dengan harapan hidup yang lebih lama. Peneliti menganalisis data yang dikumpulkan dari tahun 2000-2008 dan mencatat semua kematian yang terjadi beserta penyebabnya.

Di saat yang bersamaan, peneliti menggunakan data satelit untuk menilai jumlah tumbuh-tumbuhan di dekat rumah partisipan studi. Dengan menggabungkan kedua data tersebut peneliti menemukan hubungan antara jumlah banyaknya tetumbuhan dengan umur panjang.

Peneliti menemukan bahwa orang yang tinggal di tempat-tempat hijau—dengan banyak pepohonan dalam radius 244 meter dari rumah mereka—memiliki tingkat kematian non kecelakaan 12 persen lebih rendah daripada orang yang tinggal di daerah kurang hijau. Secara khusus, mereka menemukan bahwa hubungan terkuat untuk kematian yang terkait dengan penyakit pernafasan, kanker dan penyakit ginjal.

Dalam analisis statistik, peneliti menemukan bahwa kesehatan mental partisipan, keterlibatan sosial, tingkat aktivitas fisik dan paparan polusi udara mungkin menjelaskan mengapa kawasan hijau bisa menurunkan tingkat kematian.

Penelitan ini sejalan dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa lingkungan hijau dapat mempengaruhi kesehatan. Tempat dengan vegetasi yang banyak umumnya dianggap kurang tercemar, dan udara bersih masih terjaga.

Ruang hijau seperti taman dapat mendorong orang-orang untuk berjalan-jalan ke luar rumah, berolahraga, dan berinteraksi dengan orang lain. Semua itu merupakan faktor yang dapat meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Selain berpengaruh pada kesehatan fisik, ruang terbuka hijau juga berperan penting dalam menjaga kesehatan mental.

“Kami benar-benar terkejut menemukan bahwa kesehatan mental menjelaskan sekitar 30 persen dari hubungan antara kehijauan dan kematian,” ungkap Peter James, peneliti dari Harvard.
Penelitian lain mengungkapkan, menghabiskan waktu di alam terbuka hijau baik untuk kesehatan mental karena dapat mengurangi stres, rasa cemas, dan depresi. Selain itu, dapat membuat orang berhenti mengulang pikiran negatif.

Regards, VedroIX


Lele Aneh Tanpa Mata Ditemukan di Gua Texas


Lele Aneh Tanpa Mata Ditemukan di Gua Texas - Ikan lele yang tak memiliki mata atau biasa disebut blindcat fish ditemukan di sebuah gua di Texas, Amerika Serikat. Hewan tersebut dibawa ke Kebun Binatang San Antonio, di mana memiliki laboratorium yang didesain untuk kehidupan gua, untuk dilakukan penelitian lebih lanjut.

Menurut para ilmuwan, lokasi tersebut merupakan tempat yang sama sekali baru untuk menemukan spesies langka. Mereka menduga gua tersebut terhubung dengan gua-gua bawah tanah Meksiko.
Ikan lele berwarna putih semu merah muda itu ditemukan di sebuah gua kapur di Amistad National Recreation Area di dekat Del Rio, Texas selatan.

Hewan kecil berukuran 7,6 sentimeter tersebut diidentifikasi sebagai Mexican blindcat, yang ditemukan oleh tim peneliti pada Mei 2016 dan dilaporkan minggu ini oleh University of Texas Austin.

“Sejak 1960 tersebar rumor adanya ikan lele berwana putih yang tak memiliki mata, namun penemuan kali ini mengonfirmasi hal tersebut,” ujar ahli ikhtiologi–ilmu yang mempelajari tentang ikan, Dean Hendrickson.

“Aku telah melihat hewan ini lebih banyak dari orang lain, dan spesimen tersebut tampak seperti ikan yang berasal dari Meksiko,” imbuhnya seperti yang dikutip dari The Guardian, Senin (20/6).

Sebelum penemuan tersebut, ikan tanpa mata itu dikabarkan hanya hidup di utara Rio Grande. Pada April tahun lalu, seorang petugas taman nasional dan penjelajah gua bernama Jack Johnson, melihat beberapa ikan aneh dan bergerak lamban. Hewan yang ditemukan di gua Amistad tersebut memiliki kulit transparan sehingga aliran darahnya dapat terlihat.

Akhirnya, Johson dan ahli biologi Peter Sprouse dari Zara Environmental, menemukan ikan tersebut di sistem gua. Hendrickson telah menghabiskan bertahun-tahun untuk menemukan Mexican blindcat di Amerika. Ia menjelaskan bahwa Texas memiliki dua jenis ikan blindcat atau ikan buta, yakni tanpa gigi dan bermulut besar yang hidup di akuifer lapisan bawah tanah yang mengandung dan dapat mengalirkan air San Antonio.

Akibat seleksi alam bawah tanah, ikan tersebut tak memiliki fitur layaknya hewan lain yang hidup di permukaan, seperti penglihatan, kulit, ukuran tubuh dan lainnya. Karena tinggal di air perairan tanpa cahaya, ikan blindcat tak memerlukan mata, pigmen untuk melawan matahari, dan sisik.

Sebagai gantinya, ikan tersebut mengandalkan pendengaran yang sensitif, sentuhan, dan indra perasa untuk memakan serangga dan udang berukuran kecil. “Hewan yang tinggal di gua sangat menarik karena mereka telah kehilangan banyak karakteristik yang dimiliki oleh hewan permukaan, seperti mata, pigmentasi untuk kamuflase, dan kecepatan,” ujar Sprouse.

Namun menurut Sprouse, hewan tersebut biasanya berevolusi dengan kemampuan sensori lebih untuk dapat bertahan hidup di kegelapan total. Mexican blindcat pertama kali didokumentasikan pada 1954, setelah ilmuwan menemukanya sedang berenang di sebuah sumur gelap dan mata air di Meksiko utara. Ikan tersebut diduga memiliki kulit sensitif yang dapat mendeteksi bahan organik sebagai makanan.

Kemunculan hewan di sebuah gua di Texas tersebut, mendukung gagasan bahwa gua-gua Rio Grande terhubung dengan akuifer di bawah Texas dengan Meksiko. Baik blindcat bermulut besar dan tak memiliki gigi hidup di akuifer Edwards yang terkadang memiliki kedalam hingga 304,8 meter. Akuifer tersebut juga dijadikan sumber penduduk Texas untuk memperoleh air minum.

Texas terbelah dengan sistem gua, yang menjadikannya rumah bagi kelelawar, salamander buta, kalajengking semu, dan laba-laba. “Sistem akuifer yang mendukung ikan langka tersebut serta sumber kehidupan bagi manusia, menghadapi ancaman dari kontaminasi dan konsumsi air tanah berlebih,” ujar Johnson.




Bakteri Usus Bisa Menyebabkan Autis


Bakteri Usus Bisa Menyebabkan Autis - Para peneliti dari Baylor College of Medicine, Amerika Serikat mencari penyebab gangguan spektrum autisme (ASD) atau kelainan seperti autis. Mereka menemukan, kelainan autis bisa disebabkan oleh satu bakteri di usus yang menyebabkan gangguan pada otak.

Dilansir Tech Times, Senin (20/6), salah satu peneliti, Mauro Costa Mattioli menjelaskan, riset hubungan antara pengaruh bakteri di otak dan autis ini baru terbukti pada tikus.
“Apakah itu akan efektif pada manusia, kita belum tahu, tapi itu adalah cara yang sangat menarik yang mempengaruhi otak dari usus,” kata dia.

Mattioli mengatakan penelitian ini terinspirasi dari penelitian sebelumnya, yang menyatakan penyakit obesitas seorang ibu saat hamil menjadi faktor risiko anak lahir dengan kelainan autis.

Maka dari itu, untuk ‘memancing’ tikus yang dijadikan eksperimen terkena obesitas, peneliti memberi 60 ekor tikus hamil dengan makanan lemak tinggi. Hingga melahirkan, keturunan mereka dibiarkan bersama induknya selama tiga minggu.

Sebulan setelah kelahiran, peneliti menemukan keturunan tikus-tikus obesitas tersebut menunjukkan perilaku yang mengarah pada autisme. Seperti tidak berinteraksi dan menghabiskan waktu sendiri, bahkan memakan kotorannya sendiri.

Ketika sudah ada sinyal keturunan tikus mengalami kelainan, peneliti menyisihkan mereka bergaul dengan tikus normal lainnya, juga membuat mereka diet lemak tinggi. Setelah sebulan, perilaku tikus-tikus itu kembali normal dan berinteraksi dengan tikus lainnya.

“Hubungan antara perubahan perilaku dan bakteri usus ditemukan, kami mendeteksi satu spesies bakteri, Lactobacillus reuteri, yang mana bakteri itu menurun sembilan kali lipat pada tikus yang diberi diet lemak tinggi,” para peneliti menyimpulkan.

Saat eksperimen berlangsung, peneliti menambahkan perlakuan, yakni kontrol jumlah dan jenis usus ketika diberi makanan lemak tinggi dan ketika diet. Peneliti mengatakan Lactobacillus reuteri ini meningkatkan pelepasan hormon oksitosin.

Hormon ini dikenal menjadi faktor penting penentu perilaku sosial dan terlibat dalam kasus autisme. Peneliti mengimbau penelitian awal ini bisa menjadi acuan untuk terapi alami bagi penderita autis.

Regards, VedroIX


Monday, June 20, 2016

Minuman Panas Dapat Menyebabkan Kanker


Minuman Panas Dapat Menyebabkan Kanker - Lain kali jika Anda minum kopi atau teh, biarkan dingin terlebih dahulu untuk menghindari terkena kanker, menurut sebuah studi dari badan riset kanker PBB. Penemuan ini merupakan kabar baik untuk peminum kopi karena studi menunjukkan suhu adalah faktor risiko yang lebih besar dibandingkan dengan apa yang dikonsumsi.

Lain kali jika Anda minum kopi atau teh, biarkan dingin terlebih dahulu untuk menghindari terkena kanker, menurut sebuah studi dari badan riset kanker PBB. Badan Internasional untuk Riset Kanker (IARC), bagian dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), mengatatakan Rabu (15/6) bahwa ada bukti yang menyatakan minuman yang dikonsumsi di atas suhu 65 derajat Celsius dapat menimbulkan kanker esofagus, atau kerongkongan.

Kesimpulan itu didapat dari analisis terhadap studi-studi di Iran, China dan Amerika Selatan, di mana teh dan kopi seringkali disajikan pada suhu 70 derajat Celsius atau lebih. Di negara-negara maju, sebab-sebab kanker esofagus termasuk merokok dan alkohol, tapi kanker lebih umum terjadi di bagian-bagian dunia tempat minuman dikonsumsi pada suhu yang sangat tinggi.

Minuman panas sekarang diklasifikasikan bersama timbal, bensin dan asap kendaraan sebagai “kemungkinan karsinogenik” atau menyebabkan kanker. Penemuan ini merupakan kabar baik untuk peminum kopi karena studi menunjukkan suhu adalah faktor risiko yang lebih besar dibandingkan dengan apa yang dikonsumsi. Kopi sebelumnya disebut “kemungkinan karsinogenik” oleh WHO tahun 1991.

Hasil-hasil analisis “menunjukkan bahwa minum minuman yang sangat panas adalah satu sebab yang mungkin dari kanker esofagus dan bahwa suhu, bukannya minuman itu sendiri, yang tampaknya merupakan faktor penyebab,” ujar Direktur IARC Christopher Wild kepada kantor berita AFP.

Asosiasi Kopi Nasional menyebut perubahan itu “kabar baik bagi peminum kopi.” Di seluruh dunia, kanker esofagus merupakan kanker yang paling umum ke-8, menyebabkan sekitar 400.000 kematian pada 2012.

Regards, VedroIX


Apa yang Terjadi Jika 1.500 Gunung Berapi Meletus Secara Bersamaan?


Apa yang Terjadi Jika 1.500 Gunung Berapi Meletus Secara Bersamaan? - Apakah Anda pernah membayangkan apa jadinya jika 1.500 gunung berapi aktif di Bumi tiba-tiba meletus bersamaan? Sebuah podcast dari Flash Forward membuat beberapa kemungkinan yang akan terjadi di Bumi jika hal semacam itu terjadi. Dikutip dari Daily Mail, kemarin, Bumi saat ini memiliki sekitar 1.500 gunung berapi aktif. Angka tersebut tak termasuk dengan rangkaian gunung berapi di dasar laut, di mana 500 di antaranya pernah meletus.

Namun, tak semua letusan memiliki karakter yang sama. Menurut ahli gunung berapi dari University of Bristol, Dr Matthew Watson, erupsi gunung berapi dapat dikategorikan dalam dua jenis yang berbeda. “Pertama erupsi efusif, yang memproduksi lelehan magma dan banyak gas. Kedua eksplosif, di mana memproduksi abu dan gas,” jelasnya.

“Aktivitas (gunung berapi) kebanyakan dikendalikan oleh viskositas (kekentalan) magma. Semakin kental, maka semakin sulit gas keluar dari sistem dan kemungkinan besar akan terjadi ledakan,” imbuhnya. Meskipun jenis erupsi berbeda-beda, namun jika seluruh gunung berapi meletus bersamaan, maka akan terjadi berbagai macam bencana alam yang hebat sebagai dampak lanjutannya.

Dampak di Dekat Area Erupsi

Pertama, orang-orang yang berada di sekitar lokasi erupsi akan terkena dampaknya, baik berupa aliran magma maupun abu. Piroklastik salah satu hasil letusan yang terdiri dari abu vulkanik, bebatuan, dan gas panas dengan suhu mencapai 1.000 derajat Celcius akan bergerak dengan cepat.

Sangat tak mungkin untuk kabur bahkan dengan menggunakan mobil sekalipun, karena piroklastik dapat melaju hingga kecepatan 724 kilometer per jam. Dengan keadaan tersebut, diperkirakan mereka yang tinggal di sekitar lokasi erupsi tak dapat melarikan diri dan akan menimbulkan banyak korban jiwa. Sebagai gambaran, sekitar 3 juta orang tinggal di Gunung Vesuvius, Italia. Sementara itu 130 juta jiwa tinggal di Pulau Jawa yang memiliki 45 buah gunung berapi aktif.

Dampak Secara Luas

Kerusakan yang terjadi di sekitar gunung berapi hanyalah permulaan. Erupsi akan mengirimkan abu vulkanik ke angkasa dan dapat menjangkau hingga radius ribuan kilometer. “Abu merupakan benda berbahaya karena terdiri dari potongan kecil kaca, kristal, dan batu,” ujar Watson.

Pada 2010, terjadi penundaan penerbangan pesawat hampir di seluruh dunia karena erupsi gunung berapi Eyjafjallajökull di Islandia. Hal tersebut dilakukan karena abu vulkanik akan merusak mesin pesawat.

Selain dapat merusak mesin, abu vulkanik memiliki bobot berat sehingga dapat menyebabkan gedung runtuh. Tumpukan abu tebal menambah beban yang harus ditopang fondasi. Menghirup udara dengan kandungan abu juga dapat menimbulkan masalah bagi paru-paru, termasuk silikosis. Sistem imun yang bekerja terlalu keras juga mengalami kerusakan sehingga dapat menimbulkan masalah lain bagi kesehatan.

Pada dasarnya tak akan ada bangunan, kendaraan yang menggunakan mesin, dan orang-orang tak dapat pergi kemanapun tanpa menggunakan masker. Tak hanya itu, saluran komunikasi juga akan terganggu karena abu vulkanik dapat mengganggu piringan satelit dan memblokir gelombang radio.

Perubahan Iklim

Meletusnya gunung berapi secara bersamaan akan menyebabkan perubahan pada iklim Bumi dalam jangka waktu yang lama. Hal tersebut disebabkan karena abu dan gas dalam jumlah besar yang dilepaskan ke atmosfer, dapat menurunkan suhu Bumi di seluruh dunia.

“Injeksi awal sulfur dioksida yang berubah menjadi aerosol karena terpapar air, akan memantulkan sinar Matahari ke angkasa luar. Hal tersebut menyebabkan penurunan suhu Bumi secara signifikan dan secara potensial akan menyebabkan kondisi layaknya Zaman Es,” jelas Watson.

Namun dalam jangka waktu panjang, suhu di Bumi justru akan mengalami peningkatan. “Selama beberapa ratus tahun, karbon dioksida yang di lepaskan oleh gunung berapi akan memanaskan Bumi,” imbuhnya.

Pada 1815 Gunung Tambora mengalami erupsi. Menurut catatan iklim global, peristiwa tersebut menurunkan temperatur di seluruh Bumi dan menyebabkan hujan lebat yang merusak tanaman.
Jika satu gunung berapi saja menimbulkan dampak tersebut, dapat dibayangkan apa jadinya jika 1.500 gunung berapi aktif meletus secara bersamaan.

Cara untuk Bertahan Hidup

Walaupun dengan melakukan persiapan memungkinkan kita untuk bertahan hidup (meskipun sangat kecil), namun hal tersebut tak menjamin keselamatan bagi orang-orang terutama bagi mereka yang tinggal di dekat gunung berapi.

Tempat yang dinilai paling baik untuk bertahan hidup adalah di tengah lautan dengan menggunakan kapal pesiar. Namun kapal tersebut harus memiliki persediaan makanan, obat-obatan, dan air bersih, dengan catatan tak dekat dengan gunung berapi.

Walaupun pada akhirnya harus kembali ke darat untuk kembali menyediakan bahan-bahan, setidaknya dalam waktu singkat mereka dapat bertahan dari dampak letusan dahsyat gunung berapi.
Selain makanan dan air bersih, terdapat beberapa faktor yang harus dipertimbangkan jika terjadi erupsi gunung berapi.

Langit gelap yang tertutup abu membuat sinar Matahari terhalang masuk. Kekurangan sinar Matahari dapat membuat kita kekurangan vitamin D yang memiliki fungsi krusial untuk penyerapan kalsium. Tak hanya itu, kekurangan cahaya Matahari juga dapat mengganggu produksi serotonin yang dapat mengakibatkan kecemasan dan depresi. Karena suhu di seluruh dunia mengalami penurunan, menyediakan baju hangat dengan jumlah cukup juga menjadi salah satu hal penting.

Regards, VedroIX


Ada Asteroid Kecil Yang Mengorbit Bumi


Ada Asteroid Kecil Yang Mengorbit Bumi - Biasanya benda antariksa seperti asteroid seringkali dilaporkan tengah terbang melintas ke arah Bumi. Lain halnya dengan asteroid yang diberi nama 2016 HO3, sebab ia ternyata selama ini terbang mengelilingi Bumi.

Tim peneliti NASA mengatakan asteroid 2016 HO3 selama ini sudah berada dekat dengan Bumi sejak 50 tahun lalu dan diprediksi tidak akan menjauh dalam waktu dekat.

"Kalkulasi kami mengindikasikan bahwa 2016 HO3 telah terbang stabil mengelilingi Bumi — sudah seperti satelitnya saja, selama hampir 1 abad. Ia akan terus berada di dalam polanya stabilnya sampai berabad-abad mendatang," kata manajer Center for Near-Earth Object Studies NASA, Paul Chodas. 

Asteroid 2016 HO3 ini diyakini memiliki diameter berukuran 37 sampai 91 meter. Ia dideteksi menggunakan teleskop survei asteroid Pan-STARRS 1 yang terletak di Haleakala, Hawaii pada 27 April kemarin.

Kabar baiknya, asteroid ini dipercaya tidak akan menabrak Bumi. Tim NASA menuturkan, jarak 2016 HO3 dengan Bumi tidak akan lebih dekat dari 14 juta kilometer.

Lantas apakah ini berarti satelit alami Bumi bertambah satu selain Bulan?

Pihak NASA mengungkapkan, karena jarak asteroid ini terbilang jauh, tentu saja ia tidak bisa dianggap sebagai 'Bulan' kedua atau satelit alami. Mereka lebih sering menamakannya "quasi-satellite" yang berarti satelit semu.

Nyatanya 2016 HO3 bukan asteroid pertama yang 'menemani' Bumi. "Asteroid satu lagi yakni 2003 YN107 mengikuti pola orbit yang sama dengan Bumi sekitar 10 tahun lalu, namun ia sudah meninggalkan daerah sekitar kita (Bumi). Sementara asteroid 2016 HO3 ini cenderung lebih merekat dengan Bumi," lanjut Chodas. 

Tidak sedikit peneliti yang meyakini masih ada 'Bulan kecil' lain mengorbit Bumi, baik sementara ataupun permanen.

Program Near Earth Project NASA pun akan terus melacak objek-objek misterius tersebut untuk mendeteksi benda antariksa yang sekiranya berada tak jauh dari Bumi.

Berikut tautan video penjelasan asteroid mengelilingi Bumi yang diunggah NASA ke YouTube. 




Regards, VedroIX

Ini Alasan Mengapa Buah Apel Berubah Cokelat Usai Terkena Udara?


Ini Alasan Mengapa Buah Apel Berubah Cokelat Usai Terkena Udara? - Ketika Anda membiarkan apel yang sudah dikupas terkena udara, warna putih daging apel akan berubah perlahan-lahan. Pernahkan Anda bertanya-tanya mengapa daging tersebut berubah warna jadi cokelat?

Menurut Today I Found Out, bagian daging apel berubah warna karena mekanisme perlindungan yang dimiliki apel untuk melawan bakteri dan jamur. Pemicu untuk ini adalah kerusakan sel-sel, seperti ketika Anda memotong apel, yang kemudian menghasilkan enzim tertentu di dalam sel yang terkena oksigen. Ketika ini terjadi, enzim bereaksi terhadap oksigen menciptakan lapisan teroksidasi yang menyediakan beberapa perlindungan terhadap benda asing.

Lebih teknis, enzim yang disebut polifenol oksidase (juga dikenal sebagai tirosinase), yang terdiri dari enzim monophenol oksidase dan katekol oksidase, bila terkena oksigen akan menghasilkan senyawa fenolik dalam jaringan apel berubah menjadi orto-kuinon atau "o-kuinon". O-kuinon memberikan perlindungan dari bakteri dan jamur karena mereka membentuk antiseptik alami.

O-kuinon sendiri tidak memiliki warna, tetapi mereka lebih bereaksi dengan asam amino dan oksigen untuk menghasilkan melanin. Melanin inilah yang menjelaskan bagaimana kita mendapatkan warna coklat pada sel-sel potongan apel.

Jika Anda ingin potongan apel tetap berwarna putih, letakkan mereka di dalam lemari kulkas segera setelah dipotong atau sekaligus meletakkan potongan apel di suhu tinggi seperti ketika membuat pie apel. Langkah ini akan jauh melambatkan reaksi kimia dan proses oksidasi.

Selain itu, Anda juga bisa melumurkan air lemon di bagian apel yang sudah dipotong agar warna daging tidak berubah cokelat. Air tersebut akan menghentikan oksidasi polifenol dari reaksi dengan oksigen karena asam di dalam air lemon

Regards, VedroIX


Saturday, June 18, 2016

Keren!! Kamu Bisa Intip 'Tata Surya' di Amplop ini

Amplop ajaib tersebut dirancang oleh sebuah startup asal Jepang, Stars, dan dijual dengan harga Rp 133 ribuan.

Keren!! Kamu Bisa Intip 'Tata Surya' di Amplop ini - Surat-menyurat perlahan mulai dilupakan banyak orang. Kini, mereka beralih ke cara lebih praktis dan canggih, yakni menggunakan aplikasi perpesanan dan media sosial.

Startup asal Jepang, Stars, justru memanfaatkan peluang ini untuk kembali mengajak orang-orang menggunakan surat dengan cara lebih menyenangkan.

Mereka menciptakan sebuah amplop 'ajaib' bernama "Stars Filled Envelope" yang berisikan tata surya, lengkap dengan bintang-bintang bercahaya, layaknya bertebaran di ruang gelap hampa udara.

Namun tunggu dulu, tampilan tersebut hanyalah sebuah ilustrasi. Mereka sengaja menciptakan amplop ini agar dapat memberikan pengalaman unik kepada pengguna ketika mengirim atau menerima surat.

Dikutip dari Gizmodo, Sabtu (18/6/2016), cara menggunakan amplop ini cukup mudah. Cukup lipat amplop tersebut dengan bagian hitam (tata surya buatan, red.) masuk ke dalam dan tempelkan dengan lem.

Startup pencipta amplop ini mengatakan, tujuan pembuatan Stars Filled Envelope adalah ingin memberdayakan kembali penggunaan surat.

"Kami ingin penerima surat merasakan kembali melihat langit dengan banyaknya bintang, meski hanya dari dalam amplop. Banyak orang kini tak bisa melihat pemandangan itu di kota-kota besar pada sekarang," kata juru bicara Stars.



Meski hanya secarik amplop, Star membanderol amplop ajaibnya ini dengan harga tinggi, yaitu sekitar US$ 10 (setara dengan Rp 133 ribuan). Alasan mengapa amplop tersebut dihargai cukup mahal karena disebabkan keterbatasan bahan. Kini, Stars Filled Envelope masih dalam tahap penggalangan dana dan rencananya akan dijual di eCommerce lokal Jepang terlebih dahulu.

Regards, VedroIX

Peneliti Mendeteksi Adanya Kandungan Oksigen di Galaksi Terjauh


Peneliti Mendeteksi Adanya Kandungan Oksigen di Galaksi Terjauh - Peneliti telah mendeteksi adanya oksigen di galaksi yang berjarak 13,1 miliar tahun cahaya dari bumi. Namun, dikatakan bahwa dengan jarak tersebut masih terlalu jauh, sebab yang diketahui saat ini galaksi sendiri masih berumur sekira 700 juta sejak penciptaan dari Big Bang.

Penemuan tersebut cukup memberikan kejelasan mengenai adanya tanda oksigen dan memberikan pengetahuan baru tentang fase awal alam semesta yang disebut Kosmik Reionisasi.

Pada saat alam semesta berusia sekira 400 ribu tahun yang lalu, para ilmuwan beranggapan bahwa gas yang ada di dalamnya merupakan bersifat netral di mana saat bintang-bintang terbentuk memulai tahap ionisasi gas hidrogen dengan radiasi yang dikeluarkannya.

Proses Kosmik Reionisasi tersebut berlangsung selama satu miliar tahun, namun para ilmuwan tidak sepenuhnya memahami fenomena bintang yang membuat hal tersebut terjadi.

Seaindainya para ilmuwan bisa mendapatkan komposisi kimiawi dalam jarak galaksi terjauh, khususnya partikel berat, kemungkinan mereka bisa mendapatkan petunjuk memecahkan masalah alam semesta yang baru. Hal itu berarti bahwa dapat memiliki pelacakan pada elemen lain seperti hidrogen maupun helium.

"Pencarian elemen berat di alam semesta baru ini merupakan pendekatan yang penting untuk mengeksplorasi formasi aktivitas bintang pada periode tersebut. Selain itu, mempelajari elemen berat juga dapat memberikan pemahaman bagaimana galaksi terbentuk dan apa yang menyebabkan Kosmik Reionisasi," Kata Akio Inoue, pemimpin penelitian dari Universitas Osaka Sangyo, Jepang.

Dilansir Science Alert, Jumat (17/6/2016) para astronom membuat penemuan tersebut menggunakan Atacama Large Milimeter/Submilimeter Array (ALMA) di Chile. Galaksi yang ditemukan dinamakan SXDF-NB1006–2 yang merupakan galaksi terjauh yang pernah ditemukan pada 2012 dengan adanya tanda keberadaan oksigen.

Para peneliti sendiri berniat untuk memfokuskan ALMA pada proyek SXDF-NB1006–2 untuk melihat penemuan lainnya yang bisa digali lebih dalam untuk tahu keberadaan oksigen dalam memainkan peran dalam proses Kosmik Reionisasi.

Regards, VedroIX


Thursday, June 16, 2016

4 Resiko kecerdasan buatan yang ancam umat manusia!


4 Resiko kecerdasan buatan yang ancam umat manusia! - Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence atau lebih mudah disebut A.I., sering dijadikan contoh betapa teknologi lama kelamaan akan jadi berbahaya bagi umat manusia. Meski contoh besarnya belum ada, namun gambaran tersebut sudah banyak divisualisasikan di film dan hal itu terasa nyata.
Sumber : merdeka.com


Tak hanya berbagai contoh seperti di film "The Terminator" dan "Wall-E," bahkan CEO dari Tesla, Elon Musk juga mempunyai komentar tersendiri tentang keberadaan kecerdasan buatan yang menandai makin majunya teknologi. Sang CEO menyebut perkembangan kecerdasan buatan seperti "memanggil setan," di mana perkembangan ini akan membahayakan umat manusia.

Namun penting juga untuk mengingat bahwa banyak sekali hal yang baik yang juga dibawa oleh kecerdasan buatan. Berbagai hal seperti meningkatnya informasi dan pendidikan, hingga membantu kehidupan kita sehari-hari, kecerdasan buatan tak bisa dihalau datangnya. Kita hanya perlu lebih was-was akan resiko yang turut serta dibawa oleh majunya teknologi ini. Berikut beberapa resiko dari kecerdasan buatan yang bisa mengancam kehidupan manusia.

Mulai dari :
1. Hilangnya Pekerjaan

4 Resiko kecerdasan buatan yang ancam umat manusia!

Dilansir dari Reuters, World Economic Forum mempublikasikan sebuah studi yang akan memprediksi hilangnya 5,1 juta pekerjaan dan hal ini akan terjadi di 15 negara maju.

Selain itu, berdasarkan penelitian Bank of America Marrill Lynch, Jepang, Amerika Serikat, Jerman, Korea Selatan dan China adalah lima negara maju yang pertumbuhan jumlah robotnya sangat pesat. Robot-robot tersebut mayoritas tergolong jenis robot operasional di kawasan industri yang tentu akan segera menggantikan buruh dan tenaga kerja manusia.

Namun terdapat solusi yang baik terhadap terjadinya hal ini. Mulai dari meningkatkan akses pendidikan agar kualitas SDM meningkat, hingga re-training bagi para pegawai agar terhindar dari eliminasi. Beberapa negara juga mencoba sistem "basic income," di mana pemerintahnya akan melakukan distribusi pemasukan bagi rakyatnya agar per bulan mereka mendapat gaji, meski mereka tak bekerja. Hal ini diharapkan mendorong masyarakat untuk melatih kemampuan untuk bekerja yang memiliki lebih banyak komponen humanis, seperti pengajar serta manajer bisnis.

2. Teknologi Terpusat

4 Resiko kecerdasan buatan yang ancam umat manusia!

Resiko ini sebenarnya cukup ironis, karena meski perusahaan akan mengeliminasi pekerja 'manusia' yang ada di tubuh perusahaannya, namun pengembang kecerdasan paling banyak berada di Amerika Serikat, tepatnya Google serta Apple. banyak perusahaan teknologi atau perusahaan dari bidang lain yang tertinggal dan juga kalah dominasi dari dua raksasa teknologi tersebut.

Namun hal ini tentu bisa diatasi dengan transparansi kemajuan kecerdasan buatan oleh para pengembang besar. Harusnya jadi tanggung jawab bagi para perusahaan-perusahaan raksasa dan negara-negara maju dunia untuk memastikan bahwa perusahaan dan negara lain tidak tertinggal. Karena sejatinya bukanlah hal yang baik dan kompetitif jika 'pemain' lain tidak berjalan seiring dengan pemain yang lain.

Hal tersebut bisa dilakukan dengan membuat kecerdasan buatan sebagai proyek open source. Elon Musk, sang CEO Tesla pun mendirikan dan mendanai OpenAI, sebuah organisasi non-profit untuk menjaga berbagai penelitian tentang kecerdasan buatan tetap bersifat open source dan tersedia bagi semua orang atau perusahaan yang menginginkannya.

3. Kecerdasan Buatan Menjadi Terlalu Kuat

4 Resiko kecerdasan buatan yang ancam umat manusia!

Kecerdasan buatan diciptakan agar sebuah mesin bisa mempelajari sesuatu dan mereka bisa menyelesaikan tugas yang sebenarnya harus diselesaikan manusia. Hal ini sudah banyak sekali diaplikasikan ke mulai dari mobil otomatis hingga robot. Namun jika mesin bisa belajar banyak hal dengan sendirinya, terdapat ketakutan akan menjadi terlalu kuatnya kecerdasan buatan.

Hal seperti ini harusnya bisa dicegah jika terdapat monitoring yang baik terhadap kecerdasan buatan tersebut. Tak hanya itu, bahkan dibutuhkan sebuah kontrol untuk mematikan kecerdasan buatan yang sepenuhnya dipegang oleh manusia.

Untuk mendapatkan hal ini, perlu riset serta penelitian yang mendalam untuk memastikan bahwa berbagai aspek dari kecerdasan buatan akan mencegah efek yang tak diinginkan. Kita tentu tak ingin kecerdasan buatan membuat kita menjadi yang 'dikontrol' oleh para robot dan membuat umat manusia jadi tergantung penuh terhadap robot.

4. Evolusi Mesin Dan Manusia

4 Resiko kecerdasan buatan yang ancam umat manusia!

Sadarkah Anda bahwa berbagai perusahaan kini banyak mengembangkan kecanggihan teknologi yang mengembangkan berbagai organ artifisial yang dapat dipasang di tubuh kita? Berbagai hal seperti lensa mata artifisial hingga otak artifisial menjadi hal yang akan segera terealisasi di masa depan.

Bahkan seiring berjalannya waktu, nantinya akan ditambahkan elemen digital ke otak kita, yang akan menjadikan manusia menjadi lebih baik. Saat tersebut adalah di mana kecerdasan buatan akan menjadi satu dengan tubuh kita. Sebenarnya hal ini merupakan hal yang baik, namun penting juga untuk berpikir apakah teknologi sudah berlebihan dalam mempengaruhi hidup manusia atau tidak.

Harusnya diskusi etis tentang isu bagaimana sebuah teknologi akan mempengaruhi manusia, dilakukan bahkan sebelum teknologi tersebut dikembangkan. Perusahaan harus memulai untuk memikirkan isu bagaimana manusia berpartner dengan mesin atau robot, dan hubungan macam apa yang ingin dikembangkan dengan mesin atau robot tersebut.

Best Regards,Bintang Jeremia Tobing

4 Resiko kecerdasan buatan yang ancam umat manusia!


4 Resiko kecerdasan buatan yang ancam umat manusia! - Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence atau lebih mudah disebut A.I., sering dijadikan contoh betapa teknologi lama kelamaan akan jadi berbahaya bagi umat manusia. Meski contoh besarnya belum ada, namun gambaran tersebut sudah banyak divisualisasikan di film dan hal itu terasa nyata.
Sumber : merdeka.com


Tak hanya berbagai contoh seperti di film "The Terminator" dan "Wall-E," bahkan CEO dari Tesla, Elon Musk juga mempunyai komentar tersendiri tentang keberadaan kecerdasan buatan yang menandai makin majunya teknologi. Sang CEO menyebut perkembangan kecerdasan buatan seperti "memanggil setan," di mana perkembangan ini akan membahayakan umat manusia.

Namun penting juga untuk mengingat bahwa banyak sekali hal yang baik yang juga dibawa oleh kecerdasan buatan. Berbagai hal seperti meningkatnya informasi dan pendidikan, hingga membantu kehidupan kita sehari-hari, kecerdasan buatan tak bisa dihalau datangnya. Kita hanya perlu lebih was-was akan resiko yang turut serta dibawa oleh majunya teknologi ini. Berikut beberapa resiko dari kecerdasan buatan yang bisa mengancam kehidupan manusia.

Mulai dari :
1. Hilangnya Pekerjaan

4 Resiko kecerdasan buatan yang ancam umat manusia!

Dilansir dari Reuters, World Economic Forum mempublikasikan sebuah studi yang akan memprediksi hilangnya 5,1 juta pekerjaan dan hal ini akan terjadi di 15 negara maju.

Selain itu, berdasarkan penelitian Bank of America Marrill Lynch, Jepang, Amerika Serikat, Jerman, Korea Selatan dan China adalah lima negara maju yang pertumbuhan jumlah robotnya sangat pesat. Robot-robot tersebut mayoritas tergolong jenis robot operasional di kawasan industri yang tentu akan segera menggantikan buruh dan tenaga kerja manusia.

Namun terdapat solusi yang baik terhadap terjadinya hal ini. Mulai dari meningkatkan akses pendidikan agar kualitas SDM meningkat, hingga re-training bagi para pegawai agar terhindar dari eliminasi. Beberapa negara juga mencoba sistem "basic income," di mana pemerintahnya akan melakukan distribusi pemasukan bagi rakyatnya agar per bulan mereka mendapat gaji, meski mereka tak bekerja. Hal ini diharapkan mendorong masyarakat untuk melatih kemampuan untuk bekerja yang memiliki lebih banyak komponen humanis, seperti pengajar serta manajer bisnis.

2. Teknologi Terpusat

4 Resiko kecerdasan buatan yang ancam umat manusia!

Resiko ini sebenarnya cukup ironis, karena meski perusahaan akan mengeliminasi pekerja 'manusia' yang ada di tubuh perusahaannya, namun pengembang kecerdasan paling banyak berada di Amerika Serikat, tepatnya Google serta Apple. banyak perusahaan teknologi atau perusahaan dari bidang lain yang tertinggal dan juga kalah dominasi dari dua raksasa teknologi tersebut.

Namun hal ini tentu bisa diatasi dengan transparansi kemajuan kecerdasan buatan oleh para pengembang besar. Harusnya jadi tanggung jawab bagi para perusahaan-perusahaan raksasa dan negara-negara maju dunia untuk memastikan bahwa perusahaan dan negara lain tidak tertinggal. Karena sejatinya bukanlah hal yang baik dan kompetitif jika 'pemain' lain tidak berjalan seiring dengan pemain yang lain.

Hal tersebut bisa dilakukan dengan membuat kecerdasan buatan sebagai proyek open source. Elon Musk, sang CEO Tesla pun mendirikan dan mendanai OpenAI, sebuah organisasi non-profit untuk menjaga berbagai penelitian tentang kecerdasan buatan tetap bersifat open source dan tersedia bagi semua orang atau perusahaan yang menginginkannya.

3. Kecerdasan Buatan Menjadi Terlalu Kuat

4 Resiko kecerdasan buatan yang ancam umat manusia!

Kecerdasan buatan diciptakan agar sebuah mesin bisa mempelajari sesuatu dan mereka bisa menyelesaikan tugas yang sebenarnya harus diselesaikan manusia. Hal ini sudah banyak sekali diaplikasikan ke mulai dari mobil otomatis hingga robot. Namun jika mesin bisa belajar banyak hal dengan sendirinya, terdapat ketakutan akan menjadi terlalu kuatnya kecerdasan buatan.

Hal seperti ini harusnya bisa dicegah jika terdapat monitoring yang baik terhadap kecerdasan buatan tersebut. Tak hanya itu, bahkan dibutuhkan sebuah kontrol untuk mematikan kecerdasan buatan yang sepenuhnya dipegang oleh manusia.

Untuk mendapatkan hal ini, perlu riset serta penelitian yang mendalam untuk memastikan bahwa berbagai aspek dari kecerdasan buatan akan mencegah efek yang tak diinginkan. Kita tentu tak ingin kecerdasan buatan membuat kita menjadi yang 'dikontrol' oleh para robot dan membuat umat manusia jadi tergantung penuh terhadap robot.

4. Evolusi Mesin Dan Manusia

4 Resiko kecerdasan buatan yang ancam umat manusia!

Sadarkah Anda bahwa berbagai perusahaan kini banyak mengembangkan kecanggihan teknologi yang mengembangkan berbagai organ artifisial yang dapat dipasang di tubuh kita? Berbagai hal seperti lensa mata artifisial hingga otak artifisial menjadi hal yang akan segera terealisasi di masa depan.

Bahkan seiring berjalannya waktu, nantinya akan ditambahkan elemen digital ke otak kita, yang akan menjadikan manusia menjadi lebih baik. Saat tersebut adalah di mana kecerdasan buatan akan menjadi satu dengan tubuh kita. Sebenarnya hal ini merupakan hal yang baik, namun penting juga untuk berpikir apakah teknologi sudah berlebihan dalam mempengaruhi hidup manusia atau tidak.

Harusnya diskusi etis tentang isu bagaimana sebuah teknologi akan mempengaruhi manusia, dilakukan bahkan sebelum teknologi tersebut dikembangkan. Perusahaan harus memulai untuk memikirkan isu bagaimana manusia berpartner dengan mesin atau robot, dan hubungan macam apa yang ingin dikembangkan dengan mesin atau robot tersebut.

Best Regards,Bintang Jeremia Tobing

Wednesday, June 15, 2016

WOW Keren!! Kapal Laut Bisa Melayang

Kapal Laut Melayang Ungkap Portal Dunia Lain?

WOW Keren!! Kapal Laut Bisa Melayang - Ribuan orang dilaporkan telah melihat kapal laut melayang di atas laut. Hal ini memicu klaim bahwa portal dari dimensi lain kemungkinan telah dibuka.

Rekaman video yang di-posting ke YouTube diduga menunjukkan fenomena seperti yang terlihat dari Cocoa Beach, Florida, Amerika Serikat. Video kabarnya difilmkan oleh seorang turis tetapi disaksikan oleh banyak orang di pantai.

Meskipun ada beberapa pihak yang mengklaim itu merupakan kapal laut terbang atau pesawat UFO berbentuk aneh, namun para skeptis mengatakan, itu bukan kapal laut yang melayang, tetapi contoh lain dari ilusi optik yang tidak biasa, yang dikenal sebagai “Fata Morgana”.

Fata Morgana merupakan ilusi optik yang dilihat dari tanah atau di laut ketika cahaya dibiaskan melewati lapisan udara dari kerapatan yang berbeda kerena dipanaskan secara berbeda oleh Matahari. Mereka mirip dengan kilauan yang sering terlihat di jalan pada siang hari yang panas saat mengemudi.

Pembiasan cahaya bisa menyebabkan mereka menjadi kesenjangan antara daratan atau laut dengan objek tersebut, sehingga memberikan kesan mengambang. Pada kesempatan ini, turis mengklaim telah merekam dari balkon rumahnya yang menghadap ke pantai, kemudian mengunggah rekaman ke YouTube.

Di samping itu, satu penggemar UFO, melontarkan sebuah teori atas gambar dan video aneh, menolak teori ilusi optik untuk menyenangkan para pengikutnya. Scott C Waring, UFOSIGHTINGDAILY.COM segera mengklaim bahwa itu UFO yang diawaki oleh alien. Demikian sebagaimana dilansir Express, Selasa (14/6/2016).

Regards, VedroIX

WOW Keren!! Kapal Laut Bisa Melayang

Kapal Laut Melayang Ungkap Portal Dunia Lain?

WOW Keren!! Kapal Laut Bisa Melayang - Ribuan orang dilaporkan telah melihat kapal laut melayang di atas laut. Hal ini memicu klaim bahwa portal dari dimensi lain kemungkinan telah dibuka.

Rekaman video yang di-posting ke YouTube diduga menunjukkan fenomena seperti yang terlihat dari Cocoa Beach, Florida, Amerika Serikat. Video kabarnya difilmkan oleh seorang turis tetapi disaksikan oleh banyak orang di pantai.

Meskipun ada beberapa pihak yang mengklaim itu merupakan kapal laut terbang atau pesawat UFO berbentuk aneh, namun para skeptis mengatakan, itu bukan kapal laut yang melayang, tetapi contoh lain dari ilusi optik yang tidak biasa, yang dikenal sebagai “Fata Morgana”.

Fata Morgana merupakan ilusi optik yang dilihat dari tanah atau di laut ketika cahaya dibiaskan melewati lapisan udara dari kerapatan yang berbeda kerena dipanaskan secara berbeda oleh Matahari. Mereka mirip dengan kilauan yang sering terlihat di jalan pada siang hari yang panas saat mengemudi.

Pembiasan cahaya bisa menyebabkan mereka menjadi kesenjangan antara daratan atau laut dengan objek tersebut, sehingga memberikan kesan mengambang. Pada kesempatan ini, turis mengklaim telah merekam dari balkon rumahnya yang menghadap ke pantai, kemudian mengunggah rekaman ke YouTube.

Di samping itu, satu penggemar UFO, melontarkan sebuah teori atas gambar dan video aneh, menolak teori ilusi optik untuk menyenangkan para pengikutnya. Scott C Waring, UFOSIGHTINGDAILY.COM segera mengklaim bahwa itu UFO yang diawaki oleh alien. Demikian sebagaimana dilansir Express, Selasa (14/6/2016).

Regards, VedroIX

Thursday, June 09, 2016

Mengapa Manusia Dapat Menangis?


Mengapa Manusia Dapat Menangis? -  Apakah tak biasa seorang laki-laki menangis? Ini salah satu pertanyaan yang saya coba cari lewat acara di serial BBC Radio 4 The Curious Cases of Rutherford and Fry.

Saya siaran bersama Hannah dan mencoba menjelajahi penjelasan ilmu pengetahuan tentang menangis: jika laki-laki tak terlalu banyak menangis, mengapa? Apa keuntungan dari mencucurkan air mata? Dan jika ditilik dari evolusi manusia, kenapa kita menangis?

Jawaban bagi pertanyaan apakah saya ini termasuk orang yang tidak lazim, tidak bisa dijawab dengan tegas. Menurut banyak penelitian yang dilakukan, perempuan memang menangis lebih banyak daripada laki-laki dan hasil ini terus konsisten sejak penelitian semacam ini dibuat.

Penelitian psikolog William Frey di tahun 1982 memperkirakan bahwa perempuan menangis rata-rata 5,3 kali sebulan, sementara laki-laki hanya membocorkan mata mereka sebanyak 1,3 kali sebulan.

Secara rata-rata, ketika seorang perempuan menangis, lamanya adalah lima sampai enam menit, dibandingkan tangis laki-laki yang panjangnya dua sampai tiga menit.

Psikolog Belanda Ad Vingerhoets dari Universitas Tilberg adalah orang yang tepat untuk ditanya soal menangis. Ia hanya satu dari sedikit saja peneliti yang mencari tahu soal tangis, dan hasil penelitiannya memastikan bahwa ada perbedaan gender, dan ini dimulai dari masa kanak-kanak.

Pada masa bayi, tangisan adalah sesuatu yang netral secara gender dan bersifat universal: semua bayi melakukannya secara sama. (Psikolog evolusioner berpendapat bahwa bayi menangis merupakan pertanda akustik akan kebutuhan orang tua. Saya rasa orang tua umumnya sudah paham soal ini.)

Jadi apa yang menjelaskan perbedaan gender yang muncul ketika anak-anak berkembang dewasa? Jelas bahwa faktor budaya memainkan peran penting.

Ada penemuan tak langsung yang mendukung hal ini: berbagai penelitian di berbagai negara menemukan bahwa orang menangis di banyak negara dimana menangis lebih diterima secara sosial.

Vingerhoets juga menemukan bahwa menangis terjadi di negara makmur, implikasinya adalah kesejahteraan membuat kita lebih ekspresif secara emosional, dan mengubah orang menjadi cengeng.

Namun ia pikir tidak hanya pengkondisian sosial yang membatasi laki-laki menangis, tetapi juga hormon testosteron.

Ia mendapat laporan bahwa pasien yang menjalani perawatan kanker prostat menurunkan tingkat testosteron mereka membuat mereka lebih mudah menangis – sekalipun Anda bisa mendebatnya bahwa mereka lebih rapuh secara emosional akibat kanker yang mereka derita.

Manusia adalah satu-satunya spesies yang menangis karena alasan emosional (ada juga pendapat di masa lalu bahwa gajah bisa menangis ketika berduka, tapi pendapat ini gugur ketika diteliti lebih jauh).

Aneh sekali bahwa topik ini amat jarang diteliti. Kita tak tahu kenapa kita menangis ketika mengalami rasa sakit di badan. Kita tidak tahu kenapa kita menangis saat mengalami trauma emosional (kerap disebut air mata psikis), atau bahkan ketika dalam keadaan sangat bahagia.

Karena kita adalah makhluk sosial, ini bisa jadi indikator, sebuah jalan untuk mengeluarkan keadaan mental yang penting dari dalam. Namun itu semua masih dugaan semata.

Mungkin ini adalah penyaluran. Salah satu penelitian terbaru Vingerhoet mencoba untuk menilai perkataan bahwa orang merasa lebih baik sesudah menangis.

Di tahun 2015 ia meminta sukarelawan untuk melaporkan kondisi emosional mereka sebelum menonton sebuah film sedih.

Salah satunya adalah film Life is Beautiful, film peraih Piala Oscar yang mengaduk-aduk perasaan tentang seorang lelaki Yahudi mencoba menerima kenyataan menjalani Holocaust melalui komedi dan rasa cinta.

Satu lagi adalah film Hachi: A Dog’s Tale. Lalu mereka diminta untuk mengisi formulir yang sama sesudah menonton, 20 menit dan dua jam sesudahnya.

Hasilnya cukup jelas: mereka yang tak menangis tak memperlihatkan adanya perubahan dalam temperamen mereka. Bagi mereka yang menangis, mood mereka meningkat dengan pesat sesudahnya, yang bisa ditafsirkan sebagai efek penyaluran. Orang tampaknya merasa lebih baik sesudah menangis.

Pada program radio The Curious Cases of Rutherford and Fry, kami sering mengadakan percobaan kecil dan meniru penelitian untuk menjawab pertanyaan yang dikirimkan pendengar dan kami memutuskan untuk meniru penelitian yang menggunakan film. Dan orang tampaknya merasa lebih baik sesudah menangis.

Reagards, VedroIX


Mengapa Manusia Dapat Menangis?


Mengapa Manusia Dapat Menangis? -  Apakah tak biasa seorang laki-laki menangis? Ini salah satu pertanyaan yang saya coba cari lewat acara di serial BBC Radio 4 The Curious Cases of Rutherford and Fry.

Saya siaran bersama Hannah dan mencoba menjelajahi penjelasan ilmu pengetahuan tentang menangis: jika laki-laki tak terlalu banyak menangis, mengapa? Apa keuntungan dari mencucurkan air mata? Dan jika ditilik dari evolusi manusia, kenapa kita menangis?

Jawaban bagi pertanyaan apakah saya ini termasuk orang yang tidak lazim, tidak bisa dijawab dengan tegas. Menurut banyak penelitian yang dilakukan, perempuan memang menangis lebih banyak daripada laki-laki dan hasil ini terus konsisten sejak penelitian semacam ini dibuat.

Penelitian psikolog William Frey di tahun 1982 memperkirakan bahwa perempuan menangis rata-rata 5,3 kali sebulan, sementara laki-laki hanya membocorkan mata mereka sebanyak 1,3 kali sebulan.

Secara rata-rata, ketika seorang perempuan menangis, lamanya adalah lima sampai enam menit, dibandingkan tangis laki-laki yang panjangnya dua sampai tiga menit.

Psikolog Belanda Ad Vingerhoets dari Universitas Tilberg adalah orang yang tepat untuk ditanya soal menangis. Ia hanya satu dari sedikit saja peneliti yang mencari tahu soal tangis, dan hasil penelitiannya memastikan bahwa ada perbedaan gender, dan ini dimulai dari masa kanak-kanak.

Pada masa bayi, tangisan adalah sesuatu yang netral secara gender dan bersifat universal: semua bayi melakukannya secara sama. (Psikolog evolusioner berpendapat bahwa bayi menangis merupakan pertanda akustik akan kebutuhan orang tua. Saya rasa orang tua umumnya sudah paham soal ini.)

Jadi apa yang menjelaskan perbedaan gender yang muncul ketika anak-anak berkembang dewasa? Jelas bahwa faktor budaya memainkan peran penting.

Ada penemuan tak langsung yang mendukung hal ini: berbagai penelitian di berbagai negara menemukan bahwa orang menangis di banyak negara dimana menangis lebih diterima secara sosial.

Vingerhoets juga menemukan bahwa menangis terjadi di negara makmur, implikasinya adalah kesejahteraan membuat kita lebih ekspresif secara emosional, dan mengubah orang menjadi cengeng.

Namun ia pikir tidak hanya pengkondisian sosial yang membatasi laki-laki menangis, tetapi juga hormon testosteron.

Ia mendapat laporan bahwa pasien yang menjalani perawatan kanker prostat menurunkan tingkat testosteron mereka membuat mereka lebih mudah menangis – sekalipun Anda bisa mendebatnya bahwa mereka lebih rapuh secara emosional akibat kanker yang mereka derita.

Manusia adalah satu-satunya spesies yang menangis karena alasan emosional (ada juga pendapat di masa lalu bahwa gajah bisa menangis ketika berduka, tapi pendapat ini gugur ketika diteliti lebih jauh).

Aneh sekali bahwa topik ini amat jarang diteliti. Kita tak tahu kenapa kita menangis ketika mengalami rasa sakit di badan. Kita tidak tahu kenapa kita menangis saat mengalami trauma emosional (kerap disebut air mata psikis), atau bahkan ketika dalam keadaan sangat bahagia.

Karena kita adalah makhluk sosial, ini bisa jadi indikator, sebuah jalan untuk mengeluarkan keadaan mental yang penting dari dalam. Namun itu semua masih dugaan semata.

Mungkin ini adalah penyaluran. Salah satu penelitian terbaru Vingerhoet mencoba untuk menilai perkataan bahwa orang merasa lebih baik sesudah menangis.

Di tahun 2015 ia meminta sukarelawan untuk melaporkan kondisi emosional mereka sebelum menonton sebuah film sedih.

Salah satunya adalah film Life is Beautiful, film peraih Piala Oscar yang mengaduk-aduk perasaan tentang seorang lelaki Yahudi mencoba menerima kenyataan menjalani Holocaust melalui komedi dan rasa cinta.

Satu lagi adalah film Hachi: A Dog’s Tale. Lalu mereka diminta untuk mengisi formulir yang sama sesudah menonton, 20 menit dan dua jam sesudahnya.

Hasilnya cukup jelas: mereka yang tak menangis tak memperlihatkan adanya perubahan dalam temperamen mereka. Bagi mereka yang menangis, mood mereka meningkat dengan pesat sesudahnya, yang bisa ditafsirkan sebagai efek penyaluran. Orang tampaknya merasa lebih baik sesudah menangis.

Pada program radio The Curious Cases of Rutherford and Fry, kami sering mengadakan percobaan kecil dan meniru penelitian untuk menjawab pertanyaan yang dikirimkan pendengar dan kami memutuskan untuk meniru penelitian yang menggunakan film. Dan orang tampaknya merasa lebih baik sesudah menangis.

Reagards, VedroIX